Tiongkok Hadapi Penurunan Permintaan
Pasokan baja di Tiongkok, konsumen dan produsen terbesar dunia, akan alami penyesuaian roulette dalam beberapa bulan mendatang untuk mengimbangi penurunan permintaan secara musiman. Pesanan dari eksportir bahkan telah menurun.
Menurut data dari Asosiasi Besi dan Baja Tiongkok (CISA) konsumsi baja Tiongkok turun 1,5 persen pada tiga kuartal pertama 2023 dibandingkan dengan tahun lalu. Output pada periode yang sama meningkat 1,7 persen. Tiongkok telah membatasi pertumbuhan produksi bajanya selama dua tahun terakhir untuk mengekang emisi karbon.
Wakil Sekretaris Jenderal CISA Shi Hongwei mengatakan permintaan baja biasanya akan berkontraksi pada musim dingin. „Dalam hal ini diperlukan penyesuaian di sisi pasokan (supply) untuk mencapai keseimbangan,” ujar dia dikutip dari Channel News Asia, Selasa, 24 Oktober 2023.
Penurunan Permintaan
Dia menolak berkomentar mengenai bagaimana penyesuaian tersebut akan dilakukan. Pasokan dan permintaan baja Tiongkok pada kuartal keempat diperkirakan akan menurun, dan persoalan produksi dapat dibatasi karena masalah lingkungan.
Padahal Wakil Ketua Asosiasi CISA Jiang Wei menuturkan ekspor baja yang lebih tinggi serta permintaan dari sektor manufaktur telah mendorong ekonomi Tiongkok pada tahun ini,
Data menunjukkan Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok naik lebih cepat dari perkiraan sebesar 4,9 persen pada Juli-September dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, pertumbuhan kuartal ketiga lebih lambat dibandingkan pertumbuhan 6,3 persen pada kuartal kedua.
JP Morgan, Citigroup, dan Nomura menaikkan perkiraan pertumbuhan ekonomi Tiongkok untuk tahun ini menyusul data terbaru ekonomi negeri Tirai Bambu itu. Citigroup kini memperkirakan PDB Tiongkok akan tumbuh sebesar 5,3 persen pada 2023 dari lima persen sebelumnya. Sementara itu JP Morgan dan Nomura memperkirakannya masing-masing sebesar 5,2 persen dan 5,1 persen.